HARIANRAKYAT.CO, TENGGARONG – Anggota DPD RI Dapil Kalimantan Timur, Aji Mirni Mawarni, meninjau langsung pelaksanaan program Dapur Merah Biru Garuda (MBG) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan program pemenuhan gizi bagi anak sekolah berjalan sesuai prosedur dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Program MBG di Kukar saat ini telah menjangkau SDN 001 dan SDN 003, yang menjadi penerima manfaat langsung. Sekolah-sekolah tersebut menyambut baik inisiatif ini karena berdampak positif terhadap kebiasaan makan dan kesehatan siswa.
Dalam kunjungannya, Aji Mirni melihat langsung aktivitas dapur di salah satu titik pelaksana MBG. Ia menyaksikan bagaimana proses penyediaan bahan, pengolahan makanan, hingga distribusi dilakukan sesuai standar yang ditetapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra di daerah.
“Beliau (Aji Mirni, red) ingin memastikan program ini tidak hanya berjalan di atas kertas. Dari dapur hingga ke tangan anak-anak, semua prosesnya harus higienis, tepat waktu, dan sesuai dengan kebutuhan gizi,” ujar Sunggono saat ditemui di Pendopo Bupati, Kamis (16/10/2025).
Meski sempat muncul dinamika kecil di lapangan karena ramai isu – isu yang beredar membuat orang tua siswa menginginkan guru memakan lebih dulu. Namun, seluruh proses akhirnya tetap berjalan lancar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono menyebutkan pelaksanaan program MBG di Kukar terus menunjukkan progres signifikan.
Hingga saat ini terdapat 10 dapur MBG yang sudah beroperasi aktif, 4 dapur dalam tahap verifikasi, dan 2 menunggu persetujuan.
Selain itu, terdapat 74 dapur MBG yang telah terdata dan akan tersebar di 20 kecamatan di Kukar.
“Pelaksanaan MBG didukung penuh oleh SPPG Mitra yang bertugas mengoordinasikan proses dapur, memastikan standar gizi terpenuhi, dan menjaga kelancaran distribusi di lapangan,” jelas Sunggono.
Ia menambahkan, Satgas MBG di tingkat desa dan kecamatan juga dilibatkan secara aktif dalam pengawasan program. Pendanaan program ini bersumber dari pemerintah pusat dengan dukungan kebijakan daerah yang bersinergi.
“Kami juga melibatkan Koperasi Merah Putih dan KTNA (Kelompok Tani Nelayan Andalan) untuk memastikan pasokan bahan pangan lokal tetap tersedia dan berkualitas. Dengan begitu, manfaat ekonomi juga dirasakan masyarakat,” tambahnya.
Menurut Sunggono, kehadiran program MBG dan SPPG Mitra menjadi bentuk nyata upaya pemerintah daerah dalam memperkuat layanan gizi masyarakat berbasis kolaborasi lintas sektor.
“Tujuan akhirnya jelas — anak-anak kita tumbuh sehat, sekolah dengan semangat, dan masyarakat desa ikut sejahtera. Itu makna dari gotong royong dalam pemenuhan gizi,” pungkasnya. (*)
 
				 
											





