HARIANRAKYAT.CO, Samarinda – akhir pekan itu hangat, tapi suasana Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kaltim lebih hangat lagi. Bukan karena perdebatan sengit antar-kader, bukan pula karena ketegangan rebutan kursi ketua. Tapi karena… ya, nggak ada yang rebutan. Semua sepakat, semua bulat, semua satu suara: Rudy Mas’ud lagi yang jadi Ketua DPD Partai Golkar Kaltim.
Aklamasi, kata mereka. Tapi bagi yang gemar politik dengan bumbu dinamika, ini lebih mirip “kompak dalam diam”.
Rudy yang sekarang juga menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur, tampaknya masih jadi magnet kuat di internal Golkar. Nggak ada yang nyeletuk maju jadi lawan. Entah karena saking solidnya kader, atau karena sadar melawan Rudy di Kaltim itu seperti ngajak adu balap mobil lawan jalan tol kosong.
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, ikut hadir dan menyalakan semangat konsolidasi. Katanya, “Kalau ingin menambah kursi di parlemen, maka konsolidasi adalah kunci.”
Konsolidasi memang penting. Tapi kalau semua hal disepakati tanpa perdebatan, lama-lama Musda bisa mirip rapat RT yang sudah diskenariokan: ketua tetap, sekretaris tetap, konsumsi tetap, yang berubah cuma spanduk dan foto dokumentasi.
Rudy sendiri bicara soal kolektivitas. “Kemenangan ini bukan milik pribadi, melainkan kemenangan semua kader Golkar Kaltim,” ujarnya. Wah, indah betul. Walau tetap saja yang dapat jabatan di partai ya beliau lagi.
Tak lupa Rudy juga menekankan pentingnya kerja keras dan kaderisasi yang progresif. “Kami siap kerja keras dan kerja cerdas memenangkan Golkar di Kaltim,” katanya. Semoga kerja keras itu juga termasuk membuka ruang bagi regenerasi kader yang bukan “itu-itu aja”.
Yang datang di Musda lumayan komplet, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji, para anggota DPRD kabupaten/kota, dan tentu saja rombongan pengurus partai. Pokoknya, tidak kekurangan simpatisan dan stempel restu.
Musda ditutup dengan semangat, foto bersama, dan—tentu saja—tanpa drama. Karena kalau sudah aklamasi, untuk apa pakai drama?
Demokrasi internal? Ya… ada. Tapi mungkin sedang istirahat dulu. (*)