Mengaku Hanya Patroli, Ketua Umum LMID Duga Polisi Intimidasi Saat Konsolidasi Menuju May Day

Tangkapan Layar Kehadiran Polisi di Sekretariat Bersama LMID dan KPBI.

HARIANRAKYAT.CO – Kebebasan berkumpul dan berserikat telah dijamin UUD 1945 Pasal 28 E ayat (3).

Namun dugaan pelanggaran konstitusi itu disebut – sebut dilakukan lembaga negara, yakni kepolisian sektor Pulo Gadung, Jakarta Timur disaat masyarakat sipil sedang mempersiapkan aksi menuju Hari Buruh Internasional atau biasa disebut May Day.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID), Tegar Afriansyah melalui rilisnya hari Rabu (23/4/2025).

“Kami tegaskan bahwa setiap bentuk intimidasi terhadap gerakan rakyat tidak akan pernah menyurutkan langkah kami. Justru ini menjadi bukti bahwa negara takut terhadap kesadaran kolektif yang sedang tumbuh. Mei adalah momentum konsolidasi perlawanan, dan kami akan terus memperluasnya,” kata Tegar sapaannya.

Tegar menilai, kehadiran pihak kepolisian tengah malam tanpa alasan yang proporsional adalah bentuk intimidasi terhadap kebebasan berekspresi sebagaimana dijamin dalam Konstitusi. Insiden ini tidak berdiri sendiri.

“Kejadian kemarin merupakan rangkain terstruktur dari kekuasaan sebagai upaya pelemahan gerakan rakyat, khususnya mahasiswa dan buruh, menjelang momentum strategis Hari Buruh dan Pendidikan Nasional,” imbuhnya.

Kronologi

Pada Selasa malam, 23 April 2025. Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional di Sekretariat Bersama (Sekber) LMID dan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Jakarta Timur.

Rapat ini merupakan bagian dari rangkaian konsolidasi menyambut Hari Buruh Internasional (1 Mei) dan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei), dan yang akan diisi dengan diskusi publik dan aksi massa bertema “Mei Berlawan”. Serta kegiatan internal yang membahas persiapan Pendidikan Dasar atau penerimaan anggota baru LMID.

Pukul 17.00 WIB, peserta rapat dari berbagai kampus di Jabodetabek mulai berdatangan ke sekretariat KPBI. Pukul 17.50 WIB, datang orang tak dikenal menggunakan sepeda motor seorang diri berhenti di depan sekretariat KPBI. Saat ditanya salah satu anggota LMID, ia mengaku berasal dari ‘KBN’. Tanpa alasan yang jelas, ia berupaya masuk ke area sekretariat dan ingin mengikuti kegiatan.

Karena kegiatannya bersifat tertutup dan internal. Maka, kami menolak permintaan tersebut dan yang bersangkutan kemudian pergi.

Pukul 20.00 WIB, rapat koordinasi resmi dimulai dan dihadiri perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus. Rapat berlangsung dengan lancar hingga pukul 23.30 WIB. Setelah rapat selesai, sebagian peserta membubarkan diri, sementara lainnya pergi membeli makan.

Pukul 00.00 WIB, Sepulangnya anggota dari warung untuk membeli makan. Namun, persis di belakangnya diikuti Mobil Patroli Polsek Pulo gadung yang berhenti tepat di depan Sekretariat KPBI. Kemudian, para polisi tersebut menghampiri sekretariat dengan didampingi security kawasan KPBI. Mereka berempat; satu berseragam polisi, tiga berpakaian sipil yang mengaku dari Kanit Intelkam Polsek Pulo gadung. Kehadiran aparat ini mengejutkan kami.

Kemudian dihampiri oleh Ketua Umum LMID untuk mempertanyakan kehadirannya. Mereka mengatakan bahwa mereka “berpatroli” dan mendapat informasi dari atasan akan ada aktivitas persiapan aksi.
Setelah berbincang – bincang, polisi tersebut meninggalkan sekretariat.

Rangkaian dugaan intimidasi ini semakin menguat setelah sebelumnya, situasi perlawanan buruh sopir pelabuhan Priuk sedang menuntut Pelindo untuk mengatasi kemacetan kronis, yang kemudian berujung pada penangkapan Ketua Umum KPBI, Ilhamsyah (Boing) dan statement dari M. Arira Fitra, Sekjen FBTPI yang menuntut pencopotan AKBP Martuasah Hermindo Tobing dari posisi Kapolres KP3 Tanjung Priok. (RT)

Bagikan: