HARIANRAKYAT.CO, SAMARINDA – Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar mengkritik ketimpangan alokasi anggaran pembangunan gedung sekolah antara wilayah pusat kota dan kawasan pinggiran, seperti Kecamatan Palaran. Menurutnya, disparitas ini memperlebar kesenjangan kualitas pendidikan di Kota Tepian.
“Total anggaran fisik pendidikan tahun 2025 sekitar Rp317 miliar, tapi Palaran hanya mendapat Rp 10 miliar untuk satu SD dan satu SMP. Ini fakta yang harus dibuka,” tegas Anhar (21/6).
Berdasarkan data Dinas Pendidikan, sekolah di pusat kota seperti SMP 16 mendapatkan anggaran puluhan miliar, sementara sekolah di daerah pinggiran seperti SMP 50 kondisinya memprihatinkan.
“Gedung tidak memenuhi standar, fasilitas minim, dan jauh dari kata layak,” ujar Anhar.
Ia menegaskan, ketimpangan ini berdampak langsung pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Orang tua cenderung memilih sekolah favorit di pusat kota yang fasilitasnya lebih baik, sehingga memicu praktik tidak sehat seperti suap atau pencarian jalur belakang.
“Kalau kualitas sekolah merata, orang tua tak perlu repot cari celah. Ini bukan kesalahan mereka, tapi kegagalan kita menyediakan infrastruktur pendidikan yang adil,” tegasnya.
Anhar mendorong pemerintah kota mengevaluasi alokasi anggaran dan mempercepat pemerataan pembangunan sekolah, untuk mengatasi ketimpangan struktural di sektor pendidikan.(Adv)