HARIANRAKYAT.CO, SAMARINDA — Ketua Komisi 4 DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie meminta Pemerintah Kota melakukan audit menyeluruh terhadap fasilitas publik yang belum ramah bagi anak-anak penyandang disabilitas.
Desakan ini muncul menyusul evaluasi Komisi 4 terkait keterbatasan aksesibilitas di ruang terbuka hijau (RTH), seperti taman kota yang selama ini belum memenuhi standar inklusivitas. Novan menegaskan banyak fasilitas umum dibangun tanpa mempertimbangkan kebutuhan anak berkebutuhan khusus.
“Kita butuh evaluasi serius. Banyak taman tidak memiliki jalur landai, toilet ramah disabilitas atau permainan yang bisa diakses anak difabel. Ini bentuk pengabaian,” ujar Novan, Selasa (1/7/2025).
Menurutnya, kesenjangan akses ini bertolak belakang dengan komitmen Samarinda untuk meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) kategori utama. Bahkan, indikator inklusi anak difabel menjadi poin penting dalam penilaian pemerintah pusat.
Lebih lanjut, Novan mengkritisi pendekatan pembangunan yang cenderung visual dan simbolik, ketimbang fungsional. Ia menilai taman kota justru lebih banyak menonjolkan tampilan estetika untuk kebutuhan swafoto, alih-alih menjadi ruang aman dan ramah untuk semua anak.
“Kota layak anak bukan soal hiasan atau cat warna-warni. Ini soal hak semua anak untuk merasa diterima dan bisa bermain tanpa hambatan,” tegasnya.
Komisi 4 DPRD juga menilai kurangnya pelibatan komunitas penyandang disabilitas dalam proses perencanaan sebagai kelemahan serius. Novan menyebut pembangunan yang tidak melibatkan pengguna langsung rentan menghasilkan fasilitas yang tidak tepat guna.
Untuk itu, pihaknya akan mendorong pengalokasian anggaran khusus dalam APBD guna membangun taman inklusif yang benar-benar bisa diakses semua kalangan. Mulai dari jalur landai, permainan sensorik, hingga fasilitas penunjang seperti braille dan toilet khusus.
“Kita bicara soal hak, bukan belas kasihan. Semua anak berhak mendapat ruang bermain yang aman dan setara,” tutup Novan. (Adv)